Bagi
Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja,
sebaiknya Anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.
1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
2. Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai,
maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
3. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
akan diajukan pewawancara.
4. Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat
karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu
perusahaan (pewawancara).
5. Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
6. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
7. Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para
pewawancara dan jika harus berjabat.
8. Berjabat tangan dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
10. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk.
Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang.
11. Persiapkan surat lamaran dan CV anda.
12. Ingat dengan baik nama pewawancara.
13. Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
14.Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
15. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan
yang dilamar dan pada perusahaan.
16. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul;
kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
17. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
18. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi.
19. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa
yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda.
20. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
21. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan
bisnis perusahaan secara umum.
22. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar
oleh pewawancara.
23. Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus
anda lakukan selanjutnya.
24. Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan
kesempatan yang diberikan kepada anda.
Oke, selamat berjuang!
|
:: Persiapan Menghadapi Wawancara ::
|
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan yang sering kali membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dengan proses lainnya misalnya psikotes atau tes keterampilan yang mungkin masih bisa ditebak, wawancara sama sekali tidak terduga, baik mengenai karakter pewawancara maupun pertanyaan yang akan diajukan.
Satu
hal yang pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja
dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki
pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, atau sekadar mengetahui
kemampuan pelamar menangani berbagai situasi yang berbeda.
Wawancara
biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang
tidak mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses
wawancara. Dalam hal ini, Anda dituntut untuk benar-benar menguasai
bidang pekerjaan yang Anda lamar, sehingga pertanyaan apa pun yang
diajukan dapat dijawab dengan memuaskan. Meski sama-sama menguji
pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit karena Anda harus
mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
Sering
kali Anda mungkin paham seratus persen materi yang akan ditanyakan.
Namun karena Anda gugup, kurang percaya diri, dan tanpa persiapan,
semua pengetahuan Anda mendadak buyar. Tidak ada cara lain untuk dapat
menguasai kemampuan verbal ini kecuali melatihnya terus-menerus.
Berlatihlah dengan seorang rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan
pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara.
Wawancara Tak Terduga
Menghadapi
wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tidak terlalu menyulitkan.
Yang sukar jika "topik" wawancara sama sekali tidak jelas dan tak
terduga. Hal ini kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si
pelamar.
Kerap
kali, jika Anda telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara
kualitas Anda telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan
tersebut. Tinggal lagi persoalan cocok-tidak cocok. Dan tidak ada jalan
lain untuk menentukan hal ini selain berinteraksi langsung melalui
wawancara. Repotnya, tidak ada standar mengenai wawancara
"cocok-cocokan" ini, karena sangat tergantung perusahaan masing-masing.
Apa yang bisa Anda lakukan ialah membuka mata dan telinga lebar-lebar,
mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan
tersebut. Tidak ada salahnya Anda bertanya kepada resepsionis, satpam,
atau tukang parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di
tempat tersebut.
Namun,
beberapa hal prinsip yang dapat Anda pegang, pewawancara mana pun
kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan
informasi sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh
pewawancara. Jangan pasif, sebaiknya usahakan aktif memberi informasi.
Jangan mengesankan Anda menyembunyikan sesuatu, namun Anda juga jangan
terlalu berlebihan dan menyampaikan hal-hal yang tidak relevan.
Tetaplah tenang dan mengatakan yang sebenarnya.
Ada
juga tipe pewawancara yang "telah kehabisan ide", yang mencoba-coba
memberikan pertanyaan yang terkesan menyelidik, misalnya "jika Anda
sebuah pohon, Anda ingin jadi pohon apa?" atau : jika Anda adalah
seorang atlet terkenal, kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?"
Terhadap pertanyaan begini, berikan jawaban yang panjang-lebar dan
pastikan bahwa pewawancara akan merasa bosan sehingga ia akan segera
menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahakan jawaban Anda selalu
mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat, karena
perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.
Berbagai Kondisi
Ada
kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Anda
menghadapi dan menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini Anda
mungkin menghadapi pewawancara yang akan mendiamkan Anda begitu saja
selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia akan
berpura-pura tidak peduli dan membaca koran ketika Anda masuk, atau ia
akan mengajukan bantahan-bantahan yang tidak masuk akal terhadap setiap
jawaban Anda, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang
keluarga Anda, dan banyak trik lain.
Menghadapi
kondisi begini, prinsip utama yang harus Anda pegang adalah Anda
benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang
terjadi Anda akan menghadapinya dengan baik. Jika Anda dicuekin,
tetaplah bersikap sopan. Katakan "Saya tertarik dengan pekerjaan ini
dan bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa Anda harus
mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan
sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh.
Usahakan tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak Anda
bahwa hal ini hanyalah bagian dari proses yang wajar sehingga Anda
tidak perlu was-was, tetap tenang dan bersikap sopan.
|
:: Menghadapi Psikotest ::
|
Sumber: Tempo News Room
Jika
suatu ketika Anda mengikuti psikotes, konsultan pada Dunamis
Intermaster, Tomy Sudjarwadi, menyarankan untuk mem-persiapkan beberapa
hal sebagai berikut:
Pertama,
Anda harus yakin terlebih dahulu bahwa posisi yang akan dimasuki lewat
tes itu bukan semata-mata karena pertimbangan ekonomis, yakni untuk
mendapatkan pekerjaan dan uang saja. Namun, harus ada unsur kecocokan
dengan kemampuan.
Kedua,
persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang
sebenarnya mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan membuat hasil tes
menjadi jelek. Oleh karena itu, Anda harus beristirahat satu atau dua
hari sebelumnya agar kondisi fisik menjadi prima.
ips
Ketiga,
jangan melihat jawaban orang lain. Pasalnya, hal tersebut akan membuat
hasil Anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya.
Isilah apa adanya. Jangan lupa untuk menjawab apa yang Anda ketahui
terlebih dahulu.
Keempat,
setiap psikotes ada pemetaannya. Artinya, setiap tes ada tujuannya. Ada
tes ketelitian, kreativitas, dan kecerdasan. Hal-hal seperti ini harus
diantisipasi dari awal. Jadi, persiapkan mental sejak awal. (Hilman
Hilmansyah - Tempo News Room)
|
Minggu, 14 April 2013
Tips Interview
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar